Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ceritaku: Hari Raya Kuningan

mang dewi

Ni Komang Dewi Widyantari

Pada hari raya Kuningan merupakan hari yang kutunggu-tunggu. Karena pada hari tersebut aku bisa belajar cara membuat sesajen yang benar. Pada hari penampahan Kuningan, aku pun memasang tamiang dan kolem. Tamiang adalah simbol senjata Dewa Wisnu karena menyerupai cakra dan disimbolkan sebagai penolak marabahaya. Kolem adalah simbol senjata Dewa Mahadewa dan sebagai simbol tempat peristirahatan Hyang Widhi, para dewa, dan leluhur. Sedangkan endong adalah simbol kantong perbekalan yang dipakai oleh para dewata dan leluhur saat melawan adharma. Endongan digunakan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamiang kolem dipasang pada semua palinggih, dan pelangkiran.

Tujuan pelaksanaan upacara Kuningan adalah untuk memohon kesentosan, kedirgayusan, serta perlindungan dan tuntunan lahir dan batin. Keunikan hari Raya Kuningan selain penggunaan warna kuning adalah persembahyangan harus sudah selesai sebelum pukul 12.00 siang (tengai tepet). Sebab menurut umat hindu, persembahan atau persembahyangan setelah pukul 12.00 siang hanya akan diterima Bhuta dan Kala karena para Dewata semuanya telah kembali ke kahyangan.

Posting Komentar untuk "Ceritaku: Hari Raya Kuningan "